Minggu, 17 Oktober 2010

PENGETAHUAN ...........!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Taekwondo (juga dieja Tae Kwon Do, Taekwon-Do) adalah olahraga bela diri asal Korea yang juga populer di Indonesia, olah raga ini juga merupakan olahraga nasional Korea. Ini adalah seni bela diri yang paling banyak dimainkan di dunia[rujukan?] dan juga dipertandingkan di Olimpiade.
Dalam bahasa Korea, hanja untuk Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki"; Kwon berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau "seni". Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan". Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olahraga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.
Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara berbagai organisasi taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan tendangan yang dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar untuk melumpuhlan lawan dari kejauhan. Dalam suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah yang paling banyak dipergunakan; tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar, skip dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan. Latihan taekwondo juga mencakup suatu sistem yang menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi pada umumnya tidak menekankan grappling (pergulatan).
Tiga materi dalam latihan
1. Poomse atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.
2. Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.
3. Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.
Filosofi sabuk pada Tae Kwon Do
• Putih melambangkan kesucian, awal/dasar dari semua warna,permulaan.(mempelajari jurus dasar 1)
• Kuning melambangkan bumi,disinilah mulai ditanamkan dasar-dasar TKD dengan kuat.?(mempelajari jurus dasar 2 dan 3.Sebelum naik sabuk hijau biasanya naik ke sabuk kuning strip hijau terlebih dulu.
• Hijau melambangkan hijaunya pepohonan,pada saat inilah dasar TKD mulai ditumbuhkembangkan.(mempelajari taeguk2).Sebelum naik ke sabuk biru biasanya naik ke sabuk hijau strip biru terlebih dulu.
• Biru melambangkan birunya langit yang menyelimuti bumi dan seisinya,memberi arti bahwa kita harus mulai mengetahui apa yang telah kita pelajari.(mempelajari taeguk 4).Sebelum naik sabuk merah biasanya naik ke sabuk biru strip merah terlebih dulu.
• Merah melambangkan matahari artinya bahwa kita mulai menjadi pedoman bagi orang lain dan mengingatkan harus dapat mengontrol setiap sikap dan tindakan kita.(mempelajari taeguk 6). Sebelum naik sabuk hitam, biasanya naik ke sabuk merah strip dua dan merah strip satu dahulu. Maksud dari matahari adalah tingkaran di mana seorang sabuk merah memberi kehangatan atau dalam arti denotasi mulai memberi ilmu atau bimbingan.
• Hitam melambangkan akhir,kedalaman,kematangan dalam berlatih dan penguasaan diri kita dari takut dan kegelapan.Hitam memiliki tahapan dari Dan 1 hingga Dan 9. Juga melambangkan alam semesta.

Terminologi Tae Kwon Do
1. Sabeum = Instruktur
2. Sabeum Nim = Instruktur Kepala
3. Seonbae = Senior
4. Hubae = Junior
5. Tae Kwon Do Junshin = Prinsip Ajaran Tae Kwon Do
6. Muknyeom = Meditasi
7. Dobok = Seragam Tae Kwon Do
8. Ti = Sabuk Latihan
9. Oen = Kiri
10. Oreon = Kanan
11. Joonbi = Siap
12. Sijak = Mulai (Tanpa Komando(biasa dilakukan di poomse))
13. Kalryeo = Stop
14. Keysok = Lanjutkan
15. Keuman = Selesai
16. A Nee = Tidak
17. Yee = Ya
18. Eolgol = Sasaran atas
19. Moumtong = Sasaran tengah
20. Arae = Sasaran bawah
21. Kyungrye = hormat
22. chariot= mempersiapkan diri
23. nici= sekian
24. belci ki manisi= tempat istirahat
25. menicip= pengawas taekwondo
26. dobeon= dua kali
27. sambeon= tiga kali
28. iljang= satu
29. ijang= dua
30. samjang= tiga
31. sahjang= empat
32. ohjang= lima
33. yukjang= enam
34. chiljang= tujuh
35. paljang= delapan
Pukulan, Tendangan, dan Tangkisan
Pukulan
• Yeop Jireugi = Pukulan Samping
• Chi Jireugi = Pukulan Dari Bawah Keatas
• Dolryeo Jireugi = Pukulan Mengait
• Pyojeok Jireugi = Pukulan Dengan Sasaran
• momtong jireugi= pukulan mengarah ke tengah(pukulan mengarah ke ulu hati)
• are jireugi= pukulan ke bawah
• oreon jireugi= pukulan dengan tangan kanan yang dilakukan sambil menendang(ap chagi)
• Eolgol jireugi=pukulan ke atas (pukulan mengarah ke kepala)
• hengek= menunduk
• ap chumbi= siap
Tendangan
• Ap Chagi = Tendangan Kedepan
• Dollyo Chagi = Tendangan Melingkar Depan
• Yeop Chagi = Tendangan Samping
• Dwi Chagi = Tendangan Kebelakang(sasaran=tengah)
• Twieo Dwi Chagi = Tendangan kebelakang Yang Dilakukan Sambil Melompat
• goley chagi= tendangan double
• sip chagi an chagi= tendangan yang dilakukan sambil melompat dan tangkisan aremaki
• eolgol ap chagi = tendangan mengarah ke atas yang menyamping (tendangan ke arah kepala)
• momtong ap chagi=tendangan mengarah ke tengah(mengarah ke perut)
• penriyti chagi= tendangan keliling.
• Dwi Hurigi=tendangan kebelakang miring dengan sasaran kepala
• Del'o ap chagi=tendangan ke arah kepala menggunakan tumit dan tidak miring
Tangkisan
• aremaki = Tangkisan bawah
• Elgol Ceceumaki = Tangkisan ke arah kepala
• Bakat Momtong Bakat Maki = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian dalam lengan bawah.
• Bakat Momtong An Maki = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian luar lengan bawah.
• An Maki = tangkisan darri arah luar.
• bina maki an maki= tangkisan yang dimulai dari lengan bawah dan saat masuk ke dalam harus melalui lengan atas.
• am palmok mongtong bakat maki= tangkisan ke arah lengan bawah

The 1st World Taekwondo Poomsae Championships

Taekwondo mencatat babak baru dalam sejarahnya dengan menyelenggarakan kejuaraan dunia poomsae (jurus) yang pertama kalinya pada tanggal 4-6 September 2006, di Seoul, Korea. Poomsae adalah identitas asli ilmu bela diri taekwondo, mengutip pidato Presiden WTF (World Taekwondo Federation), Dr. Choue Chung Won pada saat pembukaan event bersejarah tersebut, poomsae wajib bagi seluruh orang yang mempelajari taekwondo. Dan poomsae bisa dipelajari dan dipraktekkan oleh segala umur, dari anak kecil hingga usia lanjut. Dalam kejuaraan dunia Poomsae I ini, dipertandingkan seluruh kategori, dari yunior, senior, sampai master (usia 14 tahun sampai 51 tahun ke atas, yang terbagi dalam 5 kelompok usia). Sebanyak 59 negara berpartisipasi dalam event bersejarah ini, jumlah pesertanya pun di atas 600 atlit. Salah-satu wasit internasional (poomsae) Indonesia, Suwandi Gunawan, setelah lolos seleksi terpilih bergabung dalam jajaran wasit dalam event perdana ini, bersama dengan para master (wasit) dari 35 negara. Dan sebagai informasi bagi seluruh taekwondoin, serta pemerhati taekwondo di nusantara,tanggal 4 September 2006 dinyatakan sebagai Taekwondo Day (Hari Taekwondo).

Kamis, 14 Oktober 2010

Alkisah perjuangan


Alkisah, di sebuah kota kecil di Jepang, terdapat seorang anak yg lengan kirinya buntung, tetapi ia sangat menyukai beladiri judo, dan sudah mengikuti latihan di sebuah dojo.

Selama berlatih, sang guru hanya mengajarkan satu jurus saja. Walaupun jurus itu termasuk sukar untuk dikuasai, anak ini merasa tak puas, karena ia melihat murid-murid lainnya mempelajari bermacam-macam teknik. Akhirnya setelah 6 bulan, ia tak kuasa lagi menahan kesabarannya. Lantas ia menemui sang guru; “Sensei, bolehkah aku bertanya? Mengapa selama 6 bulan ini aku hanya berlatih jurus ini saja”. Gurunya hanya menjawab singkat “Karena engkau murid yang istimewa dan hanya jurus ini yang engkau perlukan” Ia tak berani lagi bertanya dan memilih untuk berlatih dengan tekun. Semakin lama jurus itu semakin dikuasainya dan mendarah daging dalam dirinya. Tak ada seorangpun yang semahir dia dalam menggunakan jurus tsb.

Setahun kemudian, sang guru menyertakan dirinya dalam kejuaran nasional di ibukota. Walaupun merasa pesimis & minder, ia menuruti permintaan sang guru & mereka berangkat ke ibukota.

Kejuaraan dimulai. Di luar dugaannya, dengan mudah ia bisa menjatuhkan & mengunci lawan-lawannya. Babak demi babak ia lalui, sampai akhirnya ia harus menghadapi juara tahun lalu di babak Final. Walau memakan waktu cukup lama dan menguras tenaganya, lagi-lagi ia
berhasil memenangkan pertandingan.

Dalam perjalanan pulang, sembari membahas & mengevaluasi pertarungannya, sang anak bertanya kembali “Sensei, saya heran, mengapa hanya bermodal satu jurus ini saja saya bisa memenangi pertandingan. Saya masih belum mengerti ucapan Sensei dulu, apa istimewanya saya dan mengapa hanya satu jurus ini?”

Sang Sensei tersenyum & berkata; “Muridku, Cara bertarung setiap orang adalah unik, tergantung dari kekuatan & kelemahannya. Praktisi beladiri perlu mempelajari berbagai teknik & jurus sampai akhirnya ia menemukan kekuatan & kelemahannya dan akhirnya memilih teknik & jurus yang sesuai, yaitu teknik2 yg memanfaatkan kekuatanya dan menutupi kekurangan atau bahkan mengubahnya sebagai kekuatan”.

“Engkau istimewa, karena kekuranganmu sudah jelas. Sehingga tak perlu engkau menghabiskan waktu mempelajari berbagai jurus & teknik yang sudah pasti tidak engkau perlukan. Dan jurus itu paling cocok bagimu, karena selain jurus tersebut salah satu jurus tersulit dalam Judo, satu-satunya cara untuk menghadapinya adalah dengan mengunci lengan
kirimu”.

Kadang orang mengira bahwa kekurangannya merupakan hukuman, kutukan dan menyesalinya. Padahal, di dunia ini banyak sekali terdapat kemungkinan dan tak mungkin semuanya diraih. Orang-orang yg memahami kekurangannya seharusnya bisa menyadari hal2 yang mustahil ia lakukan dan tak membuang waktu percuma untuk mengejarnya. Dan orang-orang yang juara adalah orang2 yang menggunakan semaksimal kekuatannya dan juga berhasil menggunakan kelemahannya juga sebagai kekuatan.

                                   

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More